KELOMPOK 2 :
AMELIA AGNEHS (26209387)
ARVIANTO PRAMANDA (25209087)
DEWI FEFRIYANTI (22209849)
DWIKA YUNITA SARI (23209791)
INGGRIANY WIJAYA (26209096)
MUHAMMAD RIDWAN (20209145)
NURUL FARADILAH (25209797)
SAFIRA KAMILA (23209826)
SHINTA HARJANTI (25209351)
SYARIFAH YULIA KURNIANINGSIH (22209948)
YUYUN ROSIDA (21209326)
A. Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk
maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan
oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh
sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas
sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit
analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari
setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang
bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam
hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
Indikator empiris menunjuk pada yang diamati dari
variabel yang bersangkutan, dan pengukuran menunjuk pada kualitas yang diamati.
Sehubungan dengan masalah pengukuran ini, harus disadari bahwa kita menghadapi
obyek yang berbeda-beda yang mengakibatkan adanya variasi dalam pengukuran. Prof.
Dr. Sutrisno Hadi, M.A. menyebutkan 5 variasi pada pengukuran, yaitu:
1. perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang
dukur,
2. perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan,
3. perbedaan alat pengukuran yang digunakan,
4. perbedaan penyelenggeraan atau administrasinya,
5. perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil
pengukurannya.
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam
melakukan pengumpulan data. Masalah validitas reliabilitas merupakan faktor
yang perlu diperhatikan dalam masalah pengukuran ini. Alat ukur dikatakan valid
apabila alat itu mengukur yang diukurnya dengan teliti. Proses pengumpulan data
itu sendiri menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai
berikut:
1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan
informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi
tersebut dapat diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi
dengan para ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami
benar-benar isu penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan
oleh peneliti lain dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan
hipotesis-hopotesis yang pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami
ciri-ciri orang yang menjadi responden kita dalam penelitian.
2. Mempelajari
dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan
dikumpulkan.
Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat
diterima di dalam kelompok masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasaan yang
berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan pendekatan terhadap tokoh-tokoh
yang bersangkutan.
3. Membina dan
memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya.
Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari
kebiasaan-kebiasaan respondennya termasuk cara mereka berpikir, cara mereka
melakukan sesuatu, bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan
sebagainya.
4. Uji coba atau pilot study
Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen
penelitian pada sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang
bukan sample. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup
handal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan
Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah
instrumen penelitian dalam bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan
yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan
sedemikian rupa sehingga ia mengandung makna yang signifikan dan substansif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan,
dilakukan pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden.
Informasi-informasi yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna
memudahkan proses analisis.
7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap
data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan
reliabilitasnya.
8.
Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat
dianalisis.
B. Metode
Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian,
dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Dalam proses
pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data.
Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul
data dengan menggunakan metode tes dan metode non tes.
1. Pengumpulan Data dengan Metode Tes
Tes merupakan suatu metode
penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam
tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran
(measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang
diteliti.
Keunggulan metode ini adalah lebih
akurat karena tes berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang
objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu aspek data,
memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara
berulang-ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan.
Adapun jenis-jenis tes, yaitu:
a. Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur
taraf kemampuan berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf
prestasi tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence
Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat
diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
b Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf
kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program
pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih
terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude
Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi,
hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju
dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman
belajar dibidang itu.
c Tes Minat
Tes minat, mengukur
kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan
membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai
baginya (Test of Vocational Interest).
d Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang
bukan khas bersifat kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak
kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain,
serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian
diri. Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui
reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket
kepribadian, meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa
jawaban-jawaban tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola
bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.
Kelemahan Tes Proyektif hanya
diadministrasi oleh seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat
itu dan ahli dalam menafsirkannya.
e Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda
dalam hal kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan
(vocation); dalam memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan
cirri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam
menyusun serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan
tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri
bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity).
f Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada
berbagai bidang studi, jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil
belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
2. Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan
lebih akurat hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan
menggunakan tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam
bentuk non tes. Adapun jenis-jenis metode non tes, yaitu:
a. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan
cara melaksanakan observasi. Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang
hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit
dibantah, banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan
observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau
menisci kuesioner, kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat
serempak pula dengan memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang dipandang kecil
yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata
sangat menentukan hasil penelitian. Kelemahan metode ini adalah observasi
tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat, kelemahan-kelemahan
observer dalam pencatatan, banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit
diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia,
dan oberservasi sering menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan
menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
Banyak gejala yang hanya dapat
diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang
menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan. Berikut ini adalah alat dan cara
melaksanakan observasi, yaitu:
1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat gejala-gejala
khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah
peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya,
bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut.
2. Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan
menurut waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus,
melainkan pada waktu tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah
ditetapkan untuk tiap-tiap kali pengamatan.
3. Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah
daftar yang memuat nama observer dan jenis gejala yang diamati.
4. Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek
list. Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating
scale tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan
diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau
jenjang setiap gejal tersebut.
5. Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat ini tidak
dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh
peristiwa direkan dengan alat elektronik sesuai dengan keperluan.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab
dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket
berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon
sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus
dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan.
Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan
kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai
metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah
pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden
dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat
dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan
dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat
dan seragam. Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan
jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga
responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan
pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi
masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
c. Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah
satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa
secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung
dengan siswa. Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan,
meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat
catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar aa dua
macam pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman
wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja
kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis
pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai
pengemudi jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman
wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.
Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai.
Pedoman wawancara yang banyak
digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula
interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian
satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan
demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan
yang lengkap dan mendalam.
d. Studi Dokumenter (documentary sudy)
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis,gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh
kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk
satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak
sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk
kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian
adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan
dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila
ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode
dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan
metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang
sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti
tinggal membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk
mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar
variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.
e. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa
mengenai riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat
mencakup keseluruhan hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek
kehidupannya saja. Keunggulan metode ini adalah di samping menceritakan
kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif
tentang kejadian tersebut, menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan
membantu siswa menyadari garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang,
berunsur subjektifitas sehingga siswa menggambarkan duniaini, dilihat dari
sudut pandang sendiri (internal frame of reference). Sedangkan kelemahan metode
ini adalah unsur subjektifitas juga menimbulkan kesulitan bagi interpretasi,
karena siswa cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan
menilai peranan orang lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang lama,
f. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh
data tentang
jaringan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran
kecil antara 10-50 orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara
anggota kelompok.
Keunggulan metode ini adalah mungkin kelebihan
terbesar teknik sosiometri adalah teknik ini memberikan informasi obyektif
mengenai fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak
dapat diperoleh dari sumber yang lain. Sedangkan kelemahan metode ini adalah
perlu diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes
ini hanya bisa memberikan indikasi struktur social atau petunjuk bagi peneliti
tentang individu pada periode tertentu, seluruh teori sosiometri atau
postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak
tersangkal kebenarannya, dan siswa cenderung memilih bukan atas dasar
pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan
(sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan antipati (psychogroup).
DAFTAR PUSTAKA